1. Menunda Pembersihan Hingga Proyek Benar-Benar Selesai
Ini adalah kesalahan yang paling sering dilakukan. Alasannya masuk akal: “Daripada bolak-balik bersihin, mending sekalian di akhir saja.”
Padahal, menunda pembersihan puing:
- Membuat material sisa semakin menumpuk dan sulit dikendalikan
- Mengganggu pergerakan pekerja atau alat berat
- Berisiko tinggi menyebabkan kecelakaan kerja
Solusinya adalah melakukan pembersihan puing bertahap dan rutin, terutama untuk material berat seperti potongan kayu, batu, dan pecahan keramik.
2. Membuang Puing Sembarangan
Sebagian orang beranggapan bahwa puing hanyalah sampah biasa yang bisa dibuang ke tempat sampah rumah tangga. Padahal, ini keliru.
Pembuangan puing bangunan seperti kaca, semen, logam, dan bahan kimia tidak bisa dilakukan sembarangan karena bisa:
- Merusak lingkungan
- Menyumbat saluran air
- Melanggar aturan daerah tentang limbah konstruksi
Pastikan Anda memilah jenis puing, lalu membuangnya di tempat yang benar atau menyerahkannya pada jasa pembuangan puing berizin.
3. Tidak Memperhatikan Jenis Limbah
Setiap jenis puing punya perlakuan yang berbeda. Misalnya:
- Semen harus dibersihkan sebelum mengeras
- Kaca dan logam tajam harus dibungkus sebelum dibuang
- Cat dan bahan kimia harus dipisahkan agar tidak mencemari tanah
Sering kali, semua puing dicampur jadi satu, lalu baru dipilah saat sudah sangat kotor dan sulit ditangani. Akibatnya, proses pembersihan puing jadi lebih lama dan lebih mahal.